JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Ternyata kehadiran KH Ma’ruf Amin dan KH Said Aqil Siraj serta rombongan ke Istana Merdeka beberapa hari lalu bukan justifikasi dan pengakuan pemerintah terhadap mereka sebagai Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan wakil Presiden HM Jusuf Kalla (JK) tetap menghormati proses hukum yang kini ditempuh oleh Forum Lintas Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) yaitu menggugat Muktamar NU di alun-alun Jombang pada 1-5 Agustus 2015 lalu. Buktinya Wapres JK menerima KHA Hasyim Muzadi, KH Salahuddin Wahid (Gus Solah) dan KHR Ahmad Azaim Ibrahimy di Istana Wakil Presiden, pukul 13.00, Senin, 22 September 2015.
Seperti diberitakan, Kiai Hasyim Muzadi adalah calon Rais Am Syuriah dan Gus Solah calon Ketua Umum PBNU yang didukung mayoritas muktamirin. Namun dalam Muktamar NU ke-33 ternyata proses pemilihan Rais Am dan Ketua Umum tak dilaksanakan seperti ketentuan AD/ART, sebaliknya ditentukan secara sepihak tanpa melibatkan mayoritas PCNU dan PWNU sebagai peserta muktamar .
Baca Juga: Mitos Khittah NU dan Logika Kekuasaan
Akibatnya 29 PWNU dan 315 PCNU memboikot dan menggelar pertemuan di Pesantren Tebuireng Jombang. Di pesantren yang didirikan Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari tersebut para Rais Syuriah dan Ketua PWNU dan PCNU itu bermaksud mendaulat Kiai Hasyim Muzadi sebagai Rais Am dan Gus Solah sebagai Ketua Umum PBNU. Namun Kiai Hasyim dan Gus Solah menolak dengan alasan tak ingin NU pecah. Mereka justru menganjurkan 29 PWNU dan 315 PCNU menggugat secara hukum panitia Muktamar NU yang dianggap telah melakukan pelanggaran AD/ART dan memperlakukan para kiai tidak manusiawi.
Yang menarik, dalam pertemuan di Istana Wapres itu, JK kaget ketika diberi tahu bahwa dalam Muktamar NU di alun-alun Jombang tak ada pemilihan Rais Am dan Ketua Umum PBNU seperti yang diklaim Said Aqil Siraj cs. “Jadi Pak JK baru tahu kalau dalam Muktamar NU itu tak ada pemilihan Rais Am dan Ketua Umum seperti lazimnya Muktamar NU,” kata Gus Solah kepada BANGSAONLINE.com begitu keluar dari Istana Wakil Presiden, Senin (22/9/2015).
Penerimaan Wapres JK terhadap tiga kiai ini sekaligus mementahkan klaim Said Aqil cs bahwa mereka sudah sah sebagai ketua umum PBNU karena merasa diakui pemerintah. Buktinya, JK malah menerima secara terbuka kehadiran Gus Solah, Kiai Hasyim dan Kiai Azaim.
Baca Juga: Kembangkan Kewirausahaan di Lingkungan NU, Kementerian BUMN Teken MoU dengan PBNU
Wapres menerima Gus Solah, Kiai Hasyim dan Kiai Azaim selama satu jam. Pertemuan itu sangat intensif tapi sangat familiar alias penuh kekeluargaan. Bahkan usai pertemuan, Wapres sempat mengajak makan siang tiga kiai itu. Dengan santai mereka terus ngobrol tentang NU dan Indonesia.
Kepada BANGSAONLINE.com, Gus Solah menuturkan bahwa Wapres JK merespon positif kehadiran kiai yang juga pengasuh pesantren tersebut.
Sekedar informasi, Gus Solah adalah pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang Jawa Timur. Kiai Hasyim Muzadi pengasuh Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Hikam Malang Jawa Timur dan Depok Jawa Barat. Sedang Kiai Azaim Ibrahimy pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo Batuputih Situbondo Jawa Timur. (ma/bersambung)
Baca Juga: Konflik Baru Cak Imin, Istri Said Aqil Mundur dari PKB, Akibat Khianat saat Muktamar NU?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News